Menjaga Komunikasi Yang Baik antara Anak dan Orang Tua

shares |

 

 
 Menjaga komunikasi yang baik antara anak dan orang tua
Jakarta, CNN Indonesia -- Komunikasi adalah bagian yang penting dalam pertumbuhan anak. Menjadi orangtua yang bekerja penuh bukanlah halangan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan anak. Karena yang penting adalah kualitasnya.

Dengan komunikasi efektif, orangtua tetap bisa menjalin kedekatan dengan anak. Bukan cuma itu lho. Komunikasi ternyata dapat juga mengembangkan potensi yang ada pada anak sehingga kemudian dia bisa meraih prestasi.

Bagaimana berkomunikasi yang efektif dengan anak? Simak penuturan psikolog Ajeng Raviando kepada CNN Student:

1. Dengarkan mereka

Ini adalah hal yang paling sering dilupakan para orangtua. Mungkin terkadang kegiatannya sehari-hari merupakan hal yang terlihat sepele di mata orang tua, tapi itu adalah masa penting bagi anak. Dengarkan cerita anak tentang apa yang ia kerjakan di sekolah. Jangan pernah mengalihkan pembicaraannya. Perilaku orangtua yang seolah-olah tak mau mendengarkannya akan diingat di pikirannya. Hingga besar nanti ia tak akan mau lagi terbuka dengan orangtua.

2. Memberikan respons

Tunjukkan kalau orangtua benar-benar tertarik pada cerita anak. Berikan respons sejujur-jujurnya. Orangtua juga bisa menyelipkan nasihat jika merasa ada hal-hal di dalam cerita anak yang kurang tepat. Tapi jangan membuat anak merasa ‘ditegur’ atau dimarahi.


 3.   Mulai melibatkan diri

Karakter anak berbeda, beberapa ada yang tertutup dan tak mudah bercerita. Jika kebetulan anak adalah tipe pendiam dan tertutup, berarti saat inilah orangtua harus lebih aktif. Ingat, anak tidak mengeluh bukan berarti ia baik-baik saja. Cobalah luangkan waktu untuk bermain bersamanya. Saat bermain bersama adalah waktu berbicara yang tepat dengan anak, karena mereka sedang berada dalam keadaan santai. Ajukan pertanyaan ringan mengenai hari-harinya, mengenai apa yang ia suka, apa yang membuatnya sedih dan sebagainya.

4. Posisikan diri sejajar

Saat berkomunikasi dengan anak, posisikan anak sejajar. Jangan mendominasi pembicaraan. Jangan sampai ia menganggap bahwa percakapan dengan orangtua adalah saat ia dihakimi dan dimarahi. Jika memang percakapannya bertujuan untuk menegur anak, tetap kondisikan pembicaraan layaknya sebuah diskusi, di mana semua pendapat dihargai. Dengan ini, anak akan lebih terbuka dan jujur akan perasaannya.

5. Jangan lupa memuji

Jangan lupa untuk menyelipkan pujian setiap anak mengungkapkan keberhasilan. Ini akan mendorong mereka melakukan lebih banyak lagi hal-hal yang positif karena merasa dihargai.

6. Jangan sungkan untuk minta maaf

Jika memang kesalahan itu ada dari pihak orangtua, jangan enggan untuk minta maaf pada anak. Ini juga akan mengajarkan anak untuk berani mengakui kesalahannya. Sifat ksatria seperti ini harus ditanamkan pada anak sejak dini, agar ia tak terbiasa melempar kesalahan ke orang lain.

7. Berikan reward

Sebuah hadiah akan sangat mudah menarik perhatian anak. Hadiah ini efektif untuk memberi tahu bahwa anak melakukan hal yang baik, misalnya berprestasi di sekolah. Tak perlu memberikan hadiah yang mahal, yang penting anak mengerti apa tujuannya. Hal ini juga bisa memicu dia untuk berprestasi. Tapi ingat, jangan juga berlebihan, bisa-bisa anak malah menjadi manja. (ded/ded)
Penulis : Fitri Yanih AP 202

Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar