1.
Gaji kurang
Gaji kurang sering menjadi alasan karyawan untuk resign. Sebagai manusia
normal, tentu sangat wajar bila menginginkan pendapatan atau gaji yang besar.
Apalagi, berbagai kebutuhan hidup dengan harga-harga yang
mencekik saat ini, sangatlah wajar bila seseorang mengharapkan gaji yang lebih.
Namun, apakah karena masalah itu kita langsung buru-buru memutuskan untuk resign?
Tentunya tidak, kan. Kita tidak boleh buru-buru memutuskan untuk resign
karena merasa gaji yang didapat tidak cukup besar.
Lalu, bagaimana solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah
tersebut?
Solusi: Dalam menyikapi masalah gaji,
sebaiknya yang dilakukan adalah survey dengan rekan-rekan kamu yang
bekerja di perusahaan lain dengan jabatan yang sama. Bila kisaran gajinya masih
sama, atau hanya beda-beda tipis, mungkin kamu tak harus menyalahkan soal gajimu
yang kurang. Kamu mungkin perlu melakukan tindakan cost efficiency atau
mulai mencari sumber penghasilan tambahan.
2.
Tidak
ada Bonus
Selain soal gaji, masalah lain yang terkadang menjadi ganjalan bagi para
pekerja adalah soal bonus bulanan.
Bonus
bulanan atau tahunan biasanya diberikan oleh perusahaan-perusahaan tertentu
yang mungkin ingin memberikan reward bagi karyawan sesuai dengan kinerjanya dan
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini biasanya bukan merupakan tanggung
jawab suatu perusahaan, kecuali dari awal sudah tercantum dalam surat
perjanjian kerja.
Namun
demikian, masih sering terdengar keluhan mengenai ketiadaan bonus, apalagi bila
pada jaman sebelumnya pernah ada acara pemberian bonus.
Solusi: Tetaplah bekerja dan memberikan
peforma yang terbaik dengan pertimbangan bahwa bila kinerja semakin baik, maka
keuntungan yang didapat perusahaan akan semakin besar dan perusahaan bisa
memberikan bonus kepada karyawan-karyawannya.
3.
Tidak
ada business trip ke luar negeri, tidak ada training untuk menambah
skill, tidak ada company outing
Tidak ada business trip ke luar negeri, tidak ada training untuk menambah
skill, tidak ada company outing adalah beberapa keluhan yang juga menjadi
masalah di tempat kerja.
Hal
itu bagi perusahaan yang sedari awal menjanjikannya atau pernah mengadakannya
memang menjadi harapan tertentu bagi karyawan. Namun, bila ternyata setelah
berjalan sekian tahun dan peluang untuk hal itu ternyata cukup kecil, maka
harap bersabar dulu. Biasanya memang program demikian ditujukan bagi jabatan
atau posisi tertentu dalam perusahaan. Kecuali untuk company outing, biasanya
dilakukan beramai-ramai dan itu pun tergantung pada kondisi keuangan
perusahaan.
Solusi: Daripada harus pusing karena ini,
untuk menambah wawasan dan pengalaman bisa diperoleh dengan membaca buku-buku
yang berhubungan dengan pekerjaan, atau mengikuti seminar-seminar.
4.
Atasan
Galak/Otoriter
Atasan model begini berpotensi besar bikin kita tertekan batin. Atasan galak
ditambah pula dengan sikapnya yang kurang menghargai pendapat bawahan dan
menganggap bawahan selalu jadi pihak yang salah dalam setiap situasi, tentu
akan membuat para karyawan dan bawahannya menjadi tidak betah.
Solusi: Perlu diketahui, si bos marah
besar tentu ada sebabnya. Mari introspeksi diri dulu. Dari kejadian pertama
kita diomelin, tentunya kita bisa menebak seperti apa karakter atasan kita
tersebut. Hasil kerja seperti apa yang ia sukai dan yang tidak ia sukai.
5.
Atasan
Cuek/tidak perhatian
Dibanding bos galak, mungkin lebih baik bos yang cuek. Tetapi, sebagai bawahan,
ada kalanya kita butuh untuk lebih diperhatikan oleh atasan. Apalagi, bila kita
sudah berusaha semaksimal mungkin dengan prestasi kerja yang bagus dan
gemilang.
Cukup
banyak juga bos atau atasan yang terkesan tidak peduli dengan pencapaian yang
telah diraih karyawannya. Sebaik apapun hasil kerja kita, si bos tetap tak
peduli dan tak pernah memberikan reward apapun, bahkan untuk sekedar memuji.
Situasi kerja yang seperti itu tentu
menimbulkan perasaan tidak nyaman. Lantas, apakah kita harus langsung resign bila
mendapati suasana kerja yang demikian? Tunggu dulu, ada baiknya kita lebih
bersabar dan tidak buru-buru untuk resign.
Solusi: Bila kita menghadapi suasana kerja
yang seperti itu, sebaiknya kita kembali ke motivasi awal kita bekerja, bahwa
kita bekerja bukanlah untuk mengesankan siapa-siapa.
6.
Rekan
kerja nggak asik/nggak menghargai
Masalah
ini sedikit banyak tentu akan mengganggu kinerjamu. Bila hanya satu dua orang
saja yang nggak asyik atau nggak menghargai, mungkin kamu masih bisa cuek
dengan hal tersebut. Bagaimana bila semua orang melakukan hal yang sama?
Solusi: Langkah pertama yang bisa
dilakukan tentunya adalah introspeksi diri. Sudahkah kita bersikap baik dan
berusaha menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja? Bila belum, cobalah
untuk memperbaiki diri.
Sumber : informasitips.com › Keluarga
› Karir & Keuangan
Penulis
: Fitri Yanih AP 202